AKUPUNKTUR SEBAGAI GAYA HIDUP

Ada yang mengatakan bahwa perkembangan Akupunktur di Cina lebih maju 20 tahun ke depan daripada di Indonesia. Dan saat ini, perkembangan Akupunktur di Indonesia mulai meningkat. Namun demikian, hanya beberapa lembaga pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program studi Akupunktur.

Beberapa waktu lalu, konsumen terapi akupunktur adalah pasien dengan penyakit yang tidak bisa diobati secara efektif oleh ilmu pengobatan konvensional atau medis Barat. Karena sebagai pilihan terakhir itulah, Akupunktur disebut sebagai pengobatan alternatif. Namun sekarang, pasien Akupunktur tidak hanya mereka yang berputus asa dari pengobatan medis Barat, melainkan merambah kepada mereka yang ingin bergaya hidup sehat, yaitu ingin menjaga kesehatan dan menambah vitalitas serta stamina. Mereka bahkan tidak sakit sama sekali dan bermaksud hanya untuk mempercantik diri atau menambah kepercayaan diri.

Akupunktur kini telah menjadi gaya hidup. Walaupun di PP No. 103/2014 tentang Yankestrad, Akupunktur dinyatakan sebagai pengobatan tradisional, namun tak dapat dipungkiri bahwa konsumennya justru kebanyakan orang-orang modern. Jika kita mengingat iklan "orang pintar minum tolak Tolak Angin" maka tak perlu heran jika orang seperti Ratu Elizabeth justru menggunakan pengobatan tradisional untuk menjaga kesehatannya selama ini dan dia mempunyai lusinan dokter tradisional sebagai dokter Royal Palace.

Akupunktur sebaiknya dilakukan tidak hanya ketika kita sakit, namun justru lebih menguntungkan jika dilakukan sebagai tindakan pencegahan, seperti menjaga keseimbangan tubuh, mental, dan spriritual. Akupunktur tidak hanya menjaga keseimbangan fisik organ-organ dan jaringan tubuh, namun juga menjaga dan mengembalikan keseimbangan emosi dan pikiran

sehingga berpengaruh kepada terbentuknya kesehatan yang paripurna.